PSG Era Baru: Tanpa Mbappe dan Messi, Lebih Lengkap dan Menakutkan

Le PSG avec Mbappé et Neymar mais sans Messi pour affronter Strasbourg |  Goal.com Français

Paris Saint-Germain (PSG) memasuki era baru setelah kehilangan dua megabintang mereka, Kylian Mbappe dan Lionel Messi. Banyak yang memprediksi PSG akan mengalami penurunan performa, namun yang terjadi justru sebaliknya — klub asal Paris ini tampil lebih seimbang, kolektif, dan menakutkan daripada sebelumnya.

Transformasi Tanpa Ketergantungan

Ketika Mbappe dan Messi masih berseragam PSG, permainan tim kerap berpusat pada kemampuan individu. Meski kedua pemain ini memberikan kontribusi luar biasa, namun ketergantungan yang berlebihan membuat permainan PSG mudah terbaca dan kadang tak efektif dalam laga-laga krusial Eropa.

Kini, dengan keduanya hengkang, pelatih Luis Enrique membangun tim yang lebih kolektif. Tidak ada lagi satu bintang yang jadi poros utama. Sebaliknya, seluruh tim bekerja sebagai unit yang kompak, dengan distribusi peran yang merata dan gaya bermain yang lebih dinamis.

Rekrutmen Cerdas dan Regenerasi

PSG tidak tinggal diam setelah kepergian Mbappe dan Messi. Klub bergerak cepat di bursa transfer dengan mendatangkan pemain-pemain muda bertalenta seperti Randal Kolo Muani, Manuel Ugarte, dan Bradley Barcola. Tak hanya itu, pemain seperti Vitinha, Zaire-Emery, dan Achraf Hakimi kini menunjukkan performa terbaiknya karena diberi peran lebih besar.

Dengan rata-rata usia skuad yang menurun, PSG kini memiliki energi baru. Mereka bermain dengan pressing tinggi, transisi cepat, dan pertahanan yang lebih disiplin — sesuatu yang sulit dilakukan saat masih mengandalkan superstar dengan gaya main bebas.

Taktik Baru yang Menyengat

Luis Enrique membawa pendekatan taktik yang mengedepankan intensitas dan fleksibilitas posisi. Ia mendorong tim untuk bermain lebih agresif dan kolektif, mirip dengan gaya Barcelona di era emas. Dalam formasi barunya, PSG tak lagi bertumpu pada serangan balik cepat dari Mbappe, melainkan mengontrol bola dan menekan lawan sejak awal.

Hal ini terbukti dari statistik defensif dan ofensif yang meningkat, serta konsistensi hasil yang lebih baik di kompetisi domestik dan Eropa. Tim terlihat lebih solid, baik saat menyerang maupun bertahan.

Era Baru, Ambisi Lama

Walau wajah PSG kini berubah, ambisi mereka tetap sama: menjuarai Liga Champions. Perbedaan utamanya, kini mereka mencoba meraihnya bukan dengan membeli superstar, melainkan membangun tim yang benar-benar bermain sebagai satu kesatuan.

Era Mbappe dan Messi mungkin telah berakhir, namun PSG justru tampil lebih utuh dan berbahaya. Dengan fondasi baru yang kuat, era baru ini bisa jadi lebih sukses — bukan karena nama besar, tetapi karena kekuatan tim itu sendiri.

Baca Juga: PSSI Buka Suara! Suporter Liga 1 Boleh Tandang Lagi, tapi dengan Syarat Berat Ini